6 Pedoman Hidup Manusia: Nasihat Lukman Kepada Putranya dalam QS. Lukman ayat 13-19
![]() |
6 Pedoman Hidup Manusia, Gambar: Hipwee |
BambuBeracun, Kita adalah mahluk Allah yang diciptakan paling sempurna
dibandingkan mahluk Allah yang lain, termasuk kepada malaikat sekalipun. Kita
dianugrahi akal serta hawa nafsu agar senantiasa bisa menjalani hidup sesuai
dengan petunjuk Islam. Adanya hawa nafsu, lantas tidak menjadikan kita semena-mena
dalam hidup. Ada beberapa larangan-larangan atau perintah yang wajib kita
tinggalkan dan lakukan. Untuk itu, dalam Al-Qur’an menyebutkan 6 pedoman hidup yang
terkandung dalam nasihat Lukman kepada anaknya. Tentu saja itu juga menjadi
pedoman kita sebagai umat beragama.
1. Tidak menyekutukan Allah
Kita sebagai umat muslim tentunya harus mengetahui bahwa tidak ada
satu makhluk pun yang setara dengan Allah. Ada banyak dalil Al-Qur’an yang
menyebutkan ke-esaan Allah seperti yang terkandung dalam QS. Al-Ikhlas.
Jika kita benar-benar yakin kepada Allah, bahwa Allah itu esa, maka kita
akan benar-benar faham makhluk mana yang mampu menandingi kekuasaan Allah? Terkait nasihat ini, dijelaskan dalam QS.
Lukman ayat 13, yang artinya:
Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya, “wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang
besar”
Maksud dari menyekutukan Allah adalah mereka yang memurnikan
ibadahnya hanya kepada Allah, dan senantiasa tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kedzaliman. Kemudian balasan bagi mereka yang tidak syirik kepada Allah
adalah jaminan dengan mendadaptkan rasa aman, mereka adalah orang-orang yang
mendapatkan petunjuk. (dijelaskan dalam QS. Al-An’am: 82).
2. Berbuat baik kepada orang tua
Dalam Al-Qur’an seringkali menyebutkan bahwa perintah patuh kepada
orang tua disandingkan setelah perintah taat kepada Allah. Dan dalam surah ini
disebutkan,
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”
Perihal berbuat
baik kepada orang tua yakni diartikan dalam artian, tidak membentak dengan
perkataan kasar, menolak perintah mereka, mengucapkan perkataan yang sopan dan
lembut, menghormati dan memuliakan, menaati perkataan mereka selagi apa yang
mereka perintahkan adalah sebuah kebaikan, jika salah satu diantara mereka atau
malah keduanya menyeru kita untuk musyrik kepada Allah atau sesuatu yang
melenceng dari agama, maka dalam surah ini menyebutkan untuk tidak mengikuti
keduanya. Perintah patuh kepada orang tua juga disebutkan di surah Al-Isra’: 23
yang menjelaskan sebagai berikut:
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya”
3. Setiap perbuatan ada balasannya
“Lukman berkata: hai ankku sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi,
niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah mahahalus,
mahateliti” QS. Lukman: 16.
Setiap perbuatan yang kita lakukan pasti ada balasannya, entah
kebaikan atau keburukan. Maka setiap dosa ataupun kebaikan yang kita perbuat
nantinya akan dihadirkan dan ditimbang dengan neraca amal perbuatan yang sudah
dipasang. Jika amal perbuatan seseorang baik, maka pembalasannya baik. jika
amal perbuatan seseorang buruk, maka buruk pula pembalasan yang diterima. Hal
ini diterangkan dalam surah Al-Anbiya’: 47
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun”
4. Mendirikan shalat
“Hai anakku dirikanlah shalat dan seruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar” QS. Lukman: 17.
Mendirikan shalat dalam artian, melakukan shalat dengan
batasan-batasannya, fardlu-fardlunya dan waktu-waktunya. Banyak sekali perintah
untuk mendirikan shalat yang sering kita dengar. Saking banyaknya, sampai sebagian
dari manusia rela meninggalkan shalat. Bukan hanya satu shalat, tapi setiap hari mereka tinggalkan shalat. Jika
menurut penjelasan gus Baha, shalat dan sujud itu identitas manusia, kamu hanya perlu sujud untuk
menunjukkan bahwa dirimu adalah seorang muslim. Lantas jika kita meninggalkan shalat, identitas
kita bagaimana dimata Tuhan?
5. Tidak bersikap sombong
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh” QS. Lukman: 18
Yakni apabila kita berbicara dengan orang lain, atau mendengarkan
perkataan orang lain hendaklah tidak memalingkan wajah. Karena memalingkan
wajah ketika seseorang berbicara kepada kita menunjukkan bahwa kita sombong,
tidak mau mendengar apa yang dikatakan orang lain, merasa dirinya sudah benar.
Ayat ini menjelaskan juga, bahwa kita tidak boleh ujub (merasa diri kita
lebih baik daripada orang lain, bangga dengan dirinya sendiri), meremehkan
perkara yang haq dan merendahkan orang lain.
6. Hidup sederhana
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu,
sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai”.
Hidup sederhana
mencerminkan bahwa Kita lebih bersyukur atas hidup karena merasa
cukup atas rahmat yang Allah berikan. Maka dari itu, banyak orang kaya
tapi hidupnya sederhana, karena memang bukan harta yang menjadikan acuan, tapi
sifat kecukupan itu sendiri.
Maksud dari sederhana dalam berjalan, ibnu Katsir menjelaskan yakni
berjalan dengan langkah dan wajar, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu
lambat.
Ayat ini menyeru kita untuk tidak berlebihan dalam berbicara juga
tidak mengeraskan suara kita ketika berbicara karena memang itu tidak ada
faedahnya. Perihal memisalkan dengan suara keledai, Mujahid dan lain-lainnya yang bukan
seorang mengatakan “sesungguhnya suara yang paling buruk ialah suara
keledai, yakni suara yang keras berlebihan itu diserupakan dengan
suara keledai dalam hal keras nada tingginya. Selain itu suara tersebut tidak
disukai oleh Allah. Adanya penyerupaan dengan suara keledai ini menunjukkan
bahwa hal tersebut diharamkan dan sangat dicela”
Demikian nasihat-nasihat Lukman kepada
putranya yang bisa kita terapkan dalam hidup kita agar senantiasa hidup kita
lebih terarah dari sebelumnya. Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.
(Ditulis oleh Nurul Fela Safitri M, Mahasiswi UIN Sayyid
Ali Ramatullah Tulungagung)
Editor: Machrup Eko Cahyono
Post a Comment for "6 Pedoman Hidup Manusia: Nasihat Lukman Kepada Putranya dalam QS. Lukman ayat 13-19"