Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Prinsip-prinsip Metodologi Pengajaran Bahasa Arab



1.    Pengertian Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Secara etimologi istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan, dan Logos artinya ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien (Ahmad Izzan: 2009).

Menurut Tayar Yusuf metodologi searti dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi adalah: ilmu tentang metode-metode yang mengkaji/membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang keunggulannya, kelemahannya, lebih tepat/serasi untuk penyajian pelajaran apa, bagaimana, penerapannya dan sebagainya (Tayar Yusuf: 2009).

Menurut Jhos Daniel maksud Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah: cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa arab. Agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan (Jos Daniel Parera: 1994).

Dari beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan pengertian dari Metodologi Pengajaran Bahasa Arab ialah sistem atau cara yang digunakan oleh pengajar ketika mengajar agar pelajaran atau materi yang disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik sehingga pengajaran Bahasa Arab bisa berhasil sesuai yang diinginkan oleh pengajar.


2.    Tujuan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Menurut Conny R. Semiawan tujuan dan fungsi dari pengajaran bahasa Arab ialah membentuk pengertian yang berarti mengajarkan perkataan-perkataan baru dengan artinya sekaligus kepada anak-anak. Oleh karena itu, pada saat anak belajar membaca permulaan, jangan mulai menghafal huruf tetapi mulai dari pola kalimat sederhana. Biasakan anak mendengar, membaca, dan menuliskan arti (Conny R. Semiawan: 1984).

Menurut Najieb Taufiq tujuan dan fungsi dari pengajaran bahasa Arab ialah mangajar agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk menguasasi ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa arab, seperti muthala’ah, muhadatsah, insya’; nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu: kemahiran menyimak, kemahiran membaca, kemahiran menulis, dan kemahiran berbicara. Menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi (bahasa) menjadi wujud makna. Kemahiran menyimak sebagai kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain (pembicara). Kemahiran membaca merupakan kemahiran berbahasa yang sifatnya. reseptif, menerima informasi dari orang lain (penulis) di dalam bentuk tulisan. Membaca merupakan perubahan wujud tulisan menjadi wujud makna.

Kemahiran menulis merupakan kemahiran bahasa yang sifatnya yang menghasilkan atau memberikan informasi kepada orang lain (pembaca) di dalam bentuk tulisan. Menulis merupakanperubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud tulisan. Sedangkan kemahiran berbicara merupakan kemahiran yang sifatnya produktif, menghasilkan atau menyampaikan informasi kepada orang lain (penyimak) di dalam bentuk bunyi bahasa (tuturan)

Tujuan telaah bahasa asing adalah mempelajari sesuatu bahasa agar dapat membaca susastranya atau agar dapat menarik keuntungan dari disiplin mental dan perkembangan intelektual yang timbul dari telaah bahasa asing itu. Terjemahan tata bahasa adalah suatu cara menelaah bahasa yang mendekati bahasa tersebut pertama-tama melalui kaidah-kaidah tata bahasanya secara terperinci, diikuti oleh penerapan pengetahuan ini pada tugas penerjemahan kalimat-kalimat dan teks-teks ke dalam dan dari bahasa sasaran. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dipandang sebagai yang terdiri dari upaya yang melebihi serta memenipulasi morfaologi dan sintaksis bahasa asing tersebut. Bahasa pertama diperlakukan sebagai sistem acuan dalam pemerolehan bahasa kedua.

Departemen Agama menjelaskan bahwa tujuan umum pembelajaran bahasa Arab adalah:

a.    Untuk dapat memahami al-Quran dan hadist sebagai sumber hukum ajaran Islam

b.    Untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan islam yang ditulis dalam bahasa Arab

c.    Untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab

d.    Untuk dapat digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (supplementary)

e.    Untuk membina ahli bahasa arab, yakni benar-benar profesional.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi pengajaran bahasa Arab ialah mengajar peserta didik agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab secara lisan maupun tulisan dengan baik dan dapat memahami isi Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber hukum didalam Islam.

3.    Sasaran dan Fungsi Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Ketika suatu sistem pengajaran atau pun sistem belajar mengajar menerapkan atau pun membuat silabus metodologi pengajaran dalam suatu bidang studi, tentunya setiap metode pasti memiliki sasaran yang akan di capai berhubungan dengan metode itu sendiri. Begitupun dengan metodologi pengajaran bahasa arab. Sasaran setiap metodologi pengajaran adalah peserta didik terhadap pencapaian indikator suatu bidang studi. Dengan kata lain, sasarannya adalah hasil yang di peroleh peserta didik setelah mempelajari dan memahami bidang studi yang di ajarkan dengan berbagai metode pembelajaran. Seperti contoh metodologi pengajaran bahasa arab di bawah ini (Conny R. Semiawan: 1984).

 

No

Metode Pengajaran Bahasa Arab

Sasaran

1

Sistem pembelajaran keterampilan kitabah

1)   Peserta didik memahami struktur tulisan setiap huruf Arab

2)   Peserta didik memahami setiap perubahan karakter tulisan setiap huruf Arab

3)   Peserta didik memahami tanda baca huruf Arab

4)   Peserta didik mampu menulis kata demi kata yang penah di lihat

5)   peserta didik mampu menulis kata yang didengar

2

Sistem pembelajaran keterampilan qira’ah

1)   Mampu membaca dengan fasih

2)   Mampu melihat “benang merah” antara makna dan lafadz

3)   Mampu menangkap pola pikiran dalam tulisan

4)   Mampu melihat kelebihan kelebihan dan kekurangan sebuah ungkapan

5)   Mampu memahami sistematika tulisan dan logika yang terkandung

3

Tata Bahasa dan terjemah

1)   Menghasilkan siswa yang terbaik, terlatih, akan pengetahuan kebudayaan sastra yang tinggi dan mempunyai daya apresiasi sastra

2)   Menghasilkan siswa yang hafal materi-materi nahwu dan Sharaf

3)   Menghasilkan siswa yang berkompeten untuk menterjemahkansecara bebas ke bahasa induk ke bahasa sasaran.

 

4.    Prinsip-prinsip Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Menurut Yayat Hidayat ada tiga prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap penghayatan serta korelasi dan isi.

1)   Prinsip Prioritas

Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran , yaitu pertama; mengajarkan, mendengarkan, bercakap sebelum menulis. Kedua; mengakarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga; menggunakan kata-kata yang akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penuturan bahasa Arab

2)   Prinsip Korektisitas (الدقة)

Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi الأصوات (fonetik), التراكب (sintaksis), dan المعانى (semiotic). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan pada peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut: Pertama, korektisitas dalam pengajaran (fonetik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran (semiotic).

a)   Korektisitas dalam pengajaran fonetik Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.

b)   Korektisitas dalam pengajaran sintaksis Perlu diketahui bahwa struktur kalimat dalam bahasa satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditekankan pada pengaruh struktur bahasa ibu terhadap Bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat bisa diawali dengan kata kerja فعل)).

c)    Korektisitas dalam pengajaran semiotik Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah mustarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.

3)   Prinsip Berjenjang التدرج))

Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip berjenjang, yaitu: pertama, pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga, ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya.

Daftar Pustaka

Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2009)
Conny  R. Semiawan, Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1984)
Jos Daniel Parera,  Linguistik Edukasional, ( Jakarta: Erlangga, 1994)
Tayar Yusuf, Metodologi Pembelajaran, ( Jakarta :Gramedia, 2009)


Post a Comment for "Makalah Prinsip-prinsip Metodologi Pengajaran Bahasa Arab"