Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Sejarah Gunung Manikoro, Salah Satu Gunung Tertinggi di Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek

Gunung Manikoro Kampak Trenggalek

Ngadimulyo hampir sama seperti desa lainnya di Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek, desa dengan potensi UMKM pengrajin reyeng atau lebih dikenal sebagai wadah Ikan Pindang untuk daerah pesisir pantai dan pengolahan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang diolah menjadi jamu instan sebagai pendongkrak ekonomi masyarakat desa ini. Memiliki 4 daerah pedusunan dibawah pemerintahan desa yaitu Tanjung, Sambeng, Suwaru, Buluroto dikepalai oleh Kasun (Kepala Dusun) atau didaerah penulis disebut sebagai Uceng.

Dalam catatan sejarah, Ngadimulyo tak begitu disebutkan dalam catatan tertulis seperti inskripsi pada manuskrip maupun prasasti adapun catatan itu berupa cerita tutur saja. Meskipun demikian sejarah desa ini masih terkesan abu-abu karena instrument pendukung dalam kepenulisan sejarah (historiografi) belum terpenuhi secara penuh namun cerita tutur masyarakat lokal masih bisa dijadikan batu pijakan yang nantinya bisa dikembangan menjadi artikel ilmiah yang bertemakan sejarah.


Pada tulisan Sejarah Kampak yang pertama (1) telah disebutkan bahwa Kampak sudah eksis ketika Mpu Sindok berkuasa. Walau tulisan bercampur antara fiksi, dongeng dan sejarah, setidaknya ada benang merah antara ketiganya. Tulisan yang pertama menyebut, Kampak yang berarti Perampok. Untuk tulisan yang kedua (2) saya akan menulis dari sisi lain. Walau juga mungkin akan tetap bercampur antara fiksi, dongeng, sejarah dan penglihatan mata batin.

Daerah Kampak itu daerah kuno, mungkin sebelum Medang Mataram eksis, Kampak sudah eksis. Perampok di Kampak memang sudah eksis sejak jaman dahulu kala, bahwa sekelas Ken Arok pun pernah berdiam dan mencari kesaktian di Kampak. Dan setelah Ken Arok mendapatkan Manikoro atau mustika kuning, kemudian Ken Arok bergeser ke Dam Bagong Trenggalek untuk merampok orang-orang yang melintas di jalur Ponorogo Trenggalek pada jamannya.

Mungkin menurut Pararaton, Ken Arok didukung Pendeta-pendeta Syiwa adalah pendeta-pendeta yang berdiam di daerah Kampak. Karena sejak dahulu wilayah Kampak juga wilayah pertapaan. Kemudian setelah berguru dan bersemedi di gunung Manikoro, Ken Arok mendapatkan Mustika Kuning (Manikoro). Dengan Mustika ini, Ken Arok seakan mendapatkan kekuatan dahsyat, kemudian merebut Tumapel, menghancurkan Kediri kemudian mendirikan kerajaan baru sekaligus menjadi raja Singasari yang pertama.

Kembali pada sejarah Kampak, menurut dongeng gunung Manikoro adalah pucuk atau puncak dari Gunung Kelud yang terlempar sejak jaman purba dan sejak jaman kerajaan di jawa timur selalu di puja-puja sebagai tempat bertahtanya Bhatara atau Hyang.

Demikian pula pada jaman Mpu Sendok, gunung Manikoro dianggap semacam Cungkup atau Tempat Pemujaan kepada Hyang atau Bhatara. Sehingga ada Dapungku yang memohon kepada Raja Mpu Sendok untuk menjadikan sawah di sekitar tempat pemujaan sebagai sima atau tanah bebas pajak.

Seperti yang tertulis pada inskripsi pada Prasasti Kampak ".......Prasada Kabaktyan i Pangarumbigyan i Kampak....." yang artinya Tempat Kebaktian di Manikoro/Cungkup sebagai jelmaan dari puncak gunung Kelud di Kampak. Sama dengan pemujaan di Walandit pada Prasasti Gulung-gulung atau lainnya.

Memang ada keanehan atau mungkin keistimewaan, bentuk gunung Manikoro kalau dilihat dari sisi timur akan nampak seperti Mahkota. Juga bukan kebetulan sehingga Mpu Sendok menyimpan Mahkotanya di gunung Manikoro. Konon letaknya di goa puncak gunung dan dijaga oleh naga hijau. Goa ini berujung di gunung Kumbokarno Pantai Prigi Watulimo.


Gunung Manikoro adalah salah satu gunung yang terletak di perbatasan Desa Ngadimulyo dan Desa Karangrejo kecamatan Kampak. Gunung tersebut adalah salah satu gunumg terbesar di kecamatan Kampak.

Gunung Manikoro terlihat seperti gunung-gunung yang yang lainnya, namun saat diamati dari sisi yang tepat ternyata Gunung Ini membentuk seperti kepala binatang, Konon menurut warga sekitar mirip kepala serigala. Sisi yang tepat untuk melihat gunung yang mirip kepala serigala tersebut bisa dilihat dari arah SMPN 1 Kampak.

Diwilayah Gunung Manikoro sendiri banyak tanaman obat-obatan, pohon pinus yang banyak dan subur. Dan banyak pula pohon kluwek yang biasanya digunakan untuk bahan masakan rawon. Untuk akses ke Gunung Manikoro sendiri mempunyai dua akses yaitu jalan yang setapak dan jalan yang menanjak.

Ngadimulyo dalam catatan sejarah berdasarkan tinjauan lapangan oleh penulis, diperkirakan berdiri di kisaran tahun 1900-an dengan beberapa hasil temuan bukti sejarah berupa makam dan petilasan. Makam kuno yang disinyalir sebagai makam sesepuh desa diketahui berada tidak jauh dari pusat pemerintahan desa (Kantor/Balai Desa) berupa makam tanpa nisan hanya berupa tanah rata diberi cungkup diatasnya.

Tidak hanya itu penulis juga menemukan makam kuno lagi namun bergaya modern dengan kijing dan nisan dari marmer bertuliskan “Amat Rasit 12-9-1942” penulis berasumsi sebagai makam sesepuh desa ini namun terkesan dalam ruang lingkup pedukuhan dibawah dusun, meskipun demikian beliau memiliki andil besar dalam terbentuknya Desa Ngadimulyo ini. Berdasarkan luas wilayah.

Desa Ngadimulyo merupakan desa yang cukup luas sehingga pedukuhan di desa ini masih eksis dibandingkan dengan daerah lainnya, begitu pula di desa penulis sendiri yaitu pedukuhan hampir punah dan hanya berfungsi identitas wilayah ketika ada tradisi adat istiadat seperti Suroan.

Sepemahaman penulis bahwa pedukuhan di Desa Ngadimulyo ada 3 dukuh dalam 2 dusun yaitu Pathuk dan Pethit berada di Dusun Tanjung sedangkan Jedeg berada di Dusun Sambeng, sedangakan di Dusun Suwaru dan Buluroto pun juga ada beberapa dukuh namun penulis belum mengeksplor secara luas mengenai kedua dusun tersebut. Makam kuno dengan identitas jelas tersebut berada di Dukuh Pathuk tak jauh dari tempat wisata rintisan desa ini berupa bantaran sungai dan tebing Gunung Manikoro.

Penulis: Nur Ifani Khoirun Nisa
Editor: Machrup Eko Cahyono


Post a Comment for "Mengenal Sejarah Gunung Manikoro, Salah Satu Gunung Tertinggi di Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek"