Bencana Alam di Awal Tahun 2021, Antara Ujian dan Peringatan
Tahun baru harapan baru, itu adalah kata-kata yang sering kita dengar saat menjelang pergantian tahun. Dari semua harapan pastilah isinya bagus semua. Ada yang ingin pada tahun 2021 ini kehidupan Kembali normal kembali sebagaimana sebelum wabah corona menyerang dunia. Ada juga yang berharap pada tahun 2021 ini mendapatkan jodoh dan lain sebagainya.
Namun apapun harapan kita, Tuhanlah yang menentukan segalanya. Pada awal tahun 2021 ini tanpa diduga selain pandemi covid-19 belum juga usai, bencana demi bencana terus datang silih berganti. Mulai dari bencana longsor di Jawa Barat, banjir di Sumatera Barat, Banjir di Jawa Timur, Banjir di Kalimatan Selatan, Gempa di Sulawesi Barat dan Banjir di Kalimantan Barat semuanya menelan korban yang tidak sedikit. Mulai dari harta, benda bahkan nyawa banyak yang melayang karena bencana yang ada ini.
Bencana Alam Sebagai Ujian
Bagi sebagian orang, bencana alam dimaknai sebagai sebuah ujian. Mengapa demikian?. Karena adanya bencana ini Tuhan ingin mengetahui seberapa jauh seorang hamba ikhlas dan mau menjalani kehidupan ini dengan baik.
Hamba yang baik adalah hamba yang tidak mengeluh saat mendapatkan ujian. Baik ujian yang ringan maupun berat. Namun tak banyak orang yang bisa lulus dengan ujian ini. Tapi bukan berarti tidak ada yang bisa lulus ujian ini. Saya yakin banyak sekali orang shalih di dunia ini yang apabila dia kena musibah dia sadar bahwa semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Bencana Alam sebagai Peringatan
Cara Tuhan menyayangi umatnya adalah dengan cara memberi peringatan kepada hambanya yang telah berbuat salah. Salah satu bentuk peringatan antara lain dengan memberi musibah bencana alam.
Contohlah bencana banjir, mengapa Tuhan memberi banjir bahkan sampai berhari-hari. Pastilah adanya akibat ini didahului terlebih dahulu oleh sebab sesuatu perbuatan manusia yang melakukan kesalahan.
Merusak ekosistem alam dengan menebang pohon-pohon besar untuk dijadikan kayu maupun bangunan secara berlebihan merupakan salah satu kesalahan manusia yang bisa berakibat fatal. Jika pohon-pohon besar sudah tidak ada dan saat itu hujan datang dengan intensitas tinggi, kemana lagi larinya air kalau tidak kerumah-rumah warga yang notabene daerahnya lebih rendah dari hutan.
Makanya adanya peringatan bencana ala mini mari kita Bersama merenung untuk berbuat lebih baik lagi. Mari kita bantu para korban dengan semampu kita. Dan jika nanti bencana ala mini telah usai mari kita perbaiki Bersama kerusakan ini agar nanti tidak terjadi hal-hal yang sama lagi. (BB/ME)
Post a Comment for "Bencana Alam di Awal Tahun 2021, Antara Ujian dan Peringatan"