Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Banjir: Ujian atau Peringatan


 
Saat ini di Indonesia adalah musim penghujan. Setiap hari cuaca di mana-mana turun hujan. Tidak mengherankan jika di media cetak maupun elektronik diberitakan banjir di mana-mana. Yang paling parah adalah di Manado dan Ibukota Jakarta. Bahkan sampai memakan korban jiwa. Selain itu perekonomian juga terganggu karena transportasi yang tidak lancar karena adanya banjir. Sehingga diperkirakan pengusaha besar rugi 1,5 trilyun rupiah perharinya, padahal banjir sudah lebih dari sepekan berarti kerugian sudah tidak dikirakan lagi banyaknya. Dan ini sungguh disayangkan.




Banjir bisa dimaknai sebagai ujian tetapi juga bisa dimaknai sebagai peringatan. Dimaknai sebagai ujian karena banjir adalah bencana untuk menguji keimanan seseorang. Apakah dengan adanya bencana banjir ini orang akan bersabar ataukah mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Bagi orang yang bersabar berarti dia lulus dalam ujian itu dan Tuhan pasti membalas dengan yang lebih baik lagi. Sedangkan orang yang mengeluh dan menyalahkan Tuhan, berarti mereka gagal dalam ujian itu dan yang didapatkan hanyalah kesusahan saja. Sebagaimana orang yang ujian sekolah, yang lulus pasti mendapatkan hadiah, sedangkan yang tidak lulus pastilah mendapatkan kekecewaan.

Banjir dimaknai sebagai peringatan, karena Tuhan mendatangkan banjir sebagai peringatan kepada manusia agar tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sebagaimana hukum alam, yang berbuat baik akan memetik kebaikan dan yang berbuat kerusakan juga akan mendapat balasan berupa adzab. Saat ini banyak sekali hutan yang gundul, sawah menjadi bangunan, gunung menjadi pertambangan dan sebagainya, sehingga air yang  jatuh ke tanah tidak bisa diserap. Akibatnya jika hujan deras dan lama mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Sudah tentu ini merugikan semua orang. Walau yang merusak hanya sebagian orang, tapi yang ikut menanggung akibatnya adalah semua orang.
Dengan adanya banjir dimana-mana seharusnya manusia intropeksi diri agar tidak berbuat kerusakan di bumi ini. Bahkan harus melestarikan bumi ini agar selalu subur dan penuh dengan tumbuh-tumbuhan hijau yang bisa menyerap air, sehingga kalau hujan deras datang tidak sampai terjadi banjir. Bahkan hujan bisa menjadi sahabat karena bisa menghijaukan tumbuhan yang layu saat musim kemarau.



---- ya, mungkin dengan mengganti pohon-pohon tua dengan yang baru atau menanami kembali hutan yang gundul dengan pepohonan yang baru akan mengurangi resiko bencana banjir. Selain itu budaya sehat untuk tidak membuang sampah di aliran sungai harus digalakkan agar sungai bersih dari polusi air dan kotoran, sehingga bila ada hujan deras, air bisa berjalan dengan normal dan ini mengurangi resiko banjir. Karena sampah yang menumpuk di sungai akan menghambat laju air sehingga apabila terjadi hujan deras, sungai akan meluap dan banjir tidak bisa dielakkan lagi.

Mari kita galakkan Indonesia bebas dari bencana banjir dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas. Dan semoga ke depannya Indonesia benar-benar bebas dari semua bencana khususnya banjir. Amin.


Post a Comment for "Banjir: Ujian atau Peringatan"