Makalah "Media Pendidikan Islam"
BAB I
1.
Latar Belakang Masalah
Dalam konteks individu, pendidikan termasuk salah satu kebutuhan
asasi manusia. Sebab, ia menjadi jalan yang lazim untuk memperoleh pengetahuan
atau ilmu. Sedangkan ilmu akan menjadi unsur utama penopang kehidupannya. Oleh
karena itu, Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan
memberi dorongan serta arahan agar dengan ilmu itu manusia dapat menemukan
kebenaran hakiki dan mendayagunakan ilmunya di atas jalan kebenaran itu.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya
menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah azza wajalla, dan mengajarkannya
kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu
akan menempatkan pemiliknya pada kedudukan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah
keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.” (HR. Ar Rabiiأ¢â‚¬â„¢)
Makna hadits tersebut sejalan dengan firman Allah SWT:
“Allah
niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu
pengetahuan bertingkat derajat.Dan Allah Maha mengetahui terhadap apa yang kamu
lakukan.” (QS. Al-Mujadalah: 11)
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, maju tidaknya
bangsa itu tergantung pada pendidikan.Pemerintah telah mengupayakan agar
meningkatkan kualitas pendidikan dan menunjukkan hasil yang memuaskan.Untuk
meningkatkan pendidikan yang bermutu bukan hanya tanggung jawab dari sekolah,
tetapi tanggung jawab dari orang tua dan lingkungan atau lembaga pendidikan.
Kegagalan dalam pendidikan disebabkan antara lain masalah manajemen
yang kurang tepat, tenagakerja kurang professional atau bukan ahlinya,
keterbatasan anggaran, maka tujuan pendidikan untuk meningkatkan mutu kejenjang
pendidikan belum terwujud.
Pada hakekatnya pendidikan adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan kepuasan didalam lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan
membentuk sebuah tim dan melibatkan siswa beserta orang tua, lembaga pendidikan
melibatkan siswa karena telah menjadi fenomina yang berkembang
disekolah-sekolah, karena siswa adalah obyek di kelas ketimbang dijadikan
subyek pendidikan. Lembaga pendidikan juga melibatkan orang tua, karena orang
tua sangat penting bagi siswa dan ini merupakan modal besar bagi kesuksesan
anak dalam sekolah.
Pada saat ini kegagalan didalam pendidikan bukan berarti kegagalan
didalam semua bidang, karena pemerintah telah membuka kesempatan bagi siswa
yang gagal didalam pendidikan untuk mengikuti kejar paket agar mereka
mendapatkan ijazah menurut jenjangnya.
2.
RumusanMasalah
1.
Apa Pengertian Mutu Dan Ruang Lingkup
Mutu Pendidikan?
2. Bagaimanakah
karakteristik Sekolah Bermutu?
3. Apa
saja Peningkatan Mutu Pendidikan?
4. Apa
Dasar-dasar Program Mutu Pendidikan?
5. Prinsip-Prinsip
Peningkatan Mutu Pendidikan?
3.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui Pengertian Mutu Dan
Ruang Lingkup Mutu Pendidikan.
2.
Dapat mengidentifikasi karakteristik
Sekolah Bermutu.
3.
Mengetahui upaya-upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan.
4.
Mengerti dan mengetahui Dasar-dasar
Program Mutu Pendidikan.
5.
Dapat memahami Prinsip-Prinsip
Peningkatan Mutu Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mutu Dan Ruang
LingkupMutuPendidikan
a. Pengertian
Mutu Pendidikan
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk
memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu didasarkan pada konsep bahwa setiap
proses dapat diperbaiki dan tidak ada yang sempurna. Sehingga dapat ditemukan
adanya sebuah konsep perbaikan berkelanjutan[1].Patricia
Kovel-Jarboe(1993) mengutip Caffe dan Sherr memberikan pengertian bahwa
manajemen mutu adalah suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan dan
kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan
fundamental untuk meningkatkan mutu, produtifitas, dan mengurangi pembiayaan[2].
Manajemen sekolah dengan rancangan MBS dipandang
berhasil jika mampu mengangkat derajat mutu proses dan produk pendidikan dan
pembelajaran. Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan
suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa.Barang dan jasa
pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat tetapi dapat
dirasakan.
b. Ruang
Lingkup Mutu Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu
pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya.Masukan dapat dilihat dari beberapa
sisi.Pertama,kondisi baik dan tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti
kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa.Kedua, memenuhi dan
tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum,
prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain.Ketiga, memenuhi atau tidaknya
kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur
organisasi, dan diskripsi kerja.Keempat, mutu masukan yang bersifat
harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita.
Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa
kemampuan sumber daya sekolah mentransformasikan multijenis masukan dan situasi
untuk mencapai derajat nilai tambah bagi peserta didik. Hal-hal yang termasuk
dalam kerangka mutu proses pendidikan ini adalah derajat kesehatan, keamanan,
disiplin, keakraban, saling menghormati, kepuasan dan lain-lain.
Mutu luaran dapat di lihat dan dirasakan jika
lembaga sekolah mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada
peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Diluar kerangka itu, mutu luaran
juga dapat dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan
untuk maju, dan lain-lain yang diperoleh peserta didik selama menjalani
pendidikan[3].
B.
Karakteristik Sekolah Bermutu
Merujuk pada pendapat Edward Sallis (1993),sekolah
yang bermutu bercirikan sebagai berikut:[4]
1)
Sekolah berfokuskan pada pelanggan, baik
pelanggan internal maupun eksternal. Artinya semua pihak yang terlibat yang
memerlukan, terlibat di dalam, dan berkepentingan terhadap jasa pendidikan.
Pelanggan sekolah dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pertama, pelanggan
primer yakni siswa atau pihak-pihak yang menerima jasa pendidikan. Kedua,
pelanggan skunder ialah orang tua, instansi atau penyandang dana/beasiswa,
pemerintah yang menanggung biaya pendidikan, pengelola pendidikan pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan, tenaga akademik, dan tenaga administrasi sekolah.
Ketiga, pelanggan tersier, adalah pelanggan yang tidak terkait langsung dengan
pelayanan jasa pendidikan, tetapi berkepentingan terhadap mutu jasa layanan
kependidikan.
2)
Sekolah berfokus pada upaya untuk
mencegah masalah yang muncul, dalam makna ada komitmen untuk bekerja secara
benar dari awal.
3)
Sekolah memiliki investasi pada sumber
daya manusia.
4)
Sekolah memilki strategi untuk mencapai
kualitas, baik di tingkatan pimpinan, tenaga akademik, maupun administrasi.
5)
Sekolah mengelola atau memperlakukan
keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan
sebagai instrumen umtuk berbuat benar pada peristiwa selanjutnya.
6)
Sekolah memilki kebijakan dalam
perencanaan untuk mencapai kualitas.
7)
Sekolah mengupayakan proses perbaikan.
8)
Sekolah mendorong orang yang dipandang
memilki kreatifitas, mampu menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya
agar dapat bekerja secara berkualitas.
9)
Sekolah memperjelas peran dan tanggung
jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertical dan
horizontal.
10) Sekolah
memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
11) Sekolah
memandang dan menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
Secara global, sekolah bermutu memiliki
limakarakteristik[5];
Ø Fokus
pada kostemer.
Ø Ketertiban
total.
Ø Pengukuran.
Ø Komitmen
dan
Ø Perbaikan
berkelanjutan
C. Peningkatan
Mutu Pendidikan
Dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat
memenuhi harapan masyarakat.Fenomena ini ditandai dengan adanya tingkat
kelulusan yang sangat rendah.Akibatnya, sering kali hasil pendidikan
mengecewakan masyarakat.Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik, social, dan
budaya.
Kesalahan-kesalahan kebijakan pendidikan pada masa
lalu yang mengarah pada rendahnya tingkat kelulusan perlu segera diperbaiki dan
diubah dengan pengelolaan yang lebih baik[6].
Kebijakan reformasi itu dipandang berhasil jika mampu mendongkrak mutu proses
dan keluaran pendidikan. Terlepas dari itu, ada beberapa hal yang perlu
digariskan dalam kerangka peningkatan mutu.Pertama, pendekatan”anak
sebagai pusat”.Kedua, pembentukan asosiasi guru untuk peningkatan mutu
pendidikan.Ketiga, pembentukan jaringan kualitas pendidikan (the
Quality Education Network, QEN).Keempat, pembentukan koalisi
sekolah-sekolah esensial[7].
D. Dasar-Dasar
Program Mutu Pendidikan
Banyaknya masalah yang diakibatkan oleh lulusan
pendidikan yang tidak bermutu, program atau upaya-upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Untuk melaksanakan program mutu
diperlukan beberapa dasar, yaitu:
a) Komitmen
pada perubahan
b) Pemahaman
pada kondisi yang ada
c) Banyak
kegagalan dalam melaksanakan perubahan karena melakukan sesuatu sebelum sesuatu
itu jelas.
d) Mempunyai
visi yang jelas terhadap masa depan.
e) Mempunyai
rencana yang jelas.
E. Prinsip-Prinsip
Peningkatan Mutu Pendidikan.
Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam
menerapkan program mutu pendidikan diantaranya sebagai berikut:
1. Peningkatan
mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional dalam bidang pendidikan.
Manajemen mutupendidikan merupakanalat yang dapat digunakan oleh professional
pendidikan dalm memperbaharui system pendidikan bangsa.
2. Kesulitan
yang dihadapi oleh para professional pendidikan adalah ketidakmampuan mereka
dalam menghadapi kegagalan system.
3. Peningkatan
mutu pendidikan harus melakuakan loncatan-loncatan, norma dan kepercayaan lama
harus diubah.
4. Uang
bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu dan uang tidak jadi penentu
dalam peningkatan mutu.
5. Kunci
utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua
guru dan staf sekolah telah memilki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat
dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaharui
efesiensi, produktifitas, dan kuallitas pendidikan.
6. Banyak
professional dibidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian
dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat global.
7. Program
peningkatan mutu dalam bidang komersial
tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan tetapi membutuhkan
penyesuaian dan penyempurnaan.
8. Salah
satu komponen kunci dalam program mutu adalah system pengukuran.
9. Masyarakat
dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan
“program singkat”. Peningkatan mutu dapat di capai melalui perubahan yang
berkelanjutan tidak dengan program-program singkat.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di ambil sebuah
kesimpulan, bahwa;
1. Mutu
adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
Mutu didasarkan pada konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada
yang sempurna.
2. Ruang
Lingkup Mutu Pendidikan meliputi masukan, proses, luaran, dan dampaknya.
3. karakteristik
Sekolah Bermutu mencakup dari fokus pada kostemer, ketertiban total,
pengukuran, komitmen dan perbaikan berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA
-
Danim,
Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah;Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2008
-
-
Iriantara,Yosal, Pendidikan Berbasih Mutu: Prinsisp-Prinsip
Perumusan Dan Tata Langkah PenerapanYogyakarta: Pustaka Pelajar
-
-
Syafaruddin,
Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta:PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2002
[1]Yosal Iriantara, Pendidikan
Berbasih Mutu: Prinsisp-Prinsip Perumusan Dan Tata Langkah Penerapan
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar), hal.14,cet.ke-1
[2] Syafaruddin, Manajemen Mutu
Terpadu Dalam Pendidikan,(Jakarta:PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002),
hal.29,
[3] Prof. Dr.Sudarwan Danim, Visi
Baru Manajemen Sekolah;Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, (Jakarta:PT.Bumi
Aksara, 2008), hal.53-54, cet.ke-3
[4]Prof. Dr.Sudarwan Danim, ,…ibid,hal.54
[5]Yosal Iriantara,…Loc.cit.hal.38
[6]Syafaruddin,….Loc.cit hal.20
[7]Sudarwan Danim, ,…Loc.cit.hal.57-58.
Post a Comment for "Makalah "Media Pendidikan Islam""